Pages

Senin, 20 April 2015

Contoh temuan kasus Perkebunan bagi Auditor

Sebagai penulis baru, saya ingin mencoba menuliskan beberapa hal yang harus diperhatikan seorang auditor dalam pemeriksaan perkebunan:

Di perkebunan sendiri terdiri atas 

1. staff  Tata Usaha (Keuangan)  yang bertanggung jawab atas: Gudang, Penggajiaan karyawanm dan administrasi.

2. Staff Asistan Agronomi (Tanaman)  bertanggung jawab atas: 


  • Pekerjaan Agronomy di lapangan sesuai dengan standart perusahaan
  • Merencanakan pekerjaan kepada karyawan tiap harinya bersama mandor.
  • Memastikan pekerja dan mandor bekerja sesuai dengan arahan 
  • Bersama koordinator pengamanan memastikan tidak ada pencurian di kebun, dll.
3. PKS (Pabrik Kelapa Sawit)


Contoh Kasus BAGIAN KEUANGAN
  1.  Permintaan Gajian Fiktif dan Penjumlahan Tidak benar.
  2. Pembelian barang dan pencatatan gudang fiktif

• Pencatatan oleh kepala gudang fiktif.• Pembuatan Voucher pembayaran juga fiktif.• Kegiatan ini melihatkan beberapa orang petugas .

3. Saldo kas cukup tapi saldo bank dimanipulir

4. Kerjasaman dengan pihak ke 3 (Kolusi)• Bahan dikorting atau dikurangi kwantumnya sehingga tidak sesuai spek.• Bukti tanda-terima bahan dibuat secara fiktif, seolah-olah semua bahan diterima.• Biasanya kolusi antara bagian tekhnis dan bagian keuangan.

Antisipasi:

Cek apakah barang-barang bekas sdh lengkap dikembalikan


Contoh Kasus BAGIAN TANAMAN:

Land Clearing
1. Ketidaksesuaian antara data pada kontrak dengan data inventaris lapangan sebelumnya  (Misalnya: Jumlah Pokok, Jumlah pokok ex.Ganoderma, Panjang teras, dll.
§Indikasi data pada kontrak lebih besar dari data sesuai dengan    inventaris
§Peluang terjadi Fraud
§Dampak signifikan mutu pekerja dan biaya.
2. Penggunan bahan kimia dan kacangan yang tidak standart.
§ Pengujian & Penyimpanan
Alat berat yang disediakan tidak sesuai jumlah dan jenis yang dipersyaratkan pada kontrak.









Bibitan
1.Pengadaan barang/bahan yang tidak sesuai dengan rencana pembibitan (Jumlah, waktu)

2.Ketidakwajaran pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja dibandingkan realisasinya

3.Seleksi bibit pada pre dan main nursery seringkali tidak sesuai ketentuan, terutama konsistensi pengafkiran bibit hasil seleksi yang harus didukung dengan berita acara pengafkiran seleksi bibit.

4. Administrasi dan Teknis pengiriman bibit kelapangan

5. Mutu pekerjaan seringkali tidak sesuai persyaratan pada kontrak
Kedalaman pengolahan tanah (mekanis )
Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai jadwal
Pembuatan lubang tanaman yang tidak sesuai ketentuaan (60x60x40 cm).


TBM
1.Pelaksanaan penyiangan TBM yang tidak sesuai antara hasil dengan rencana/norma (Kuantitas dan kualitas)

2.Pemupukan yang tidak tepat waktu, dosis, tabur/cara & Jenis.

3.Kastrasi dilaksanakan tidak sesuai ketentuan (Waktu, cara dan kualitas)

4.Pembuatan/pembukaan piringan dan pasar pikul yang tidak sesuai.

TM
1.Perbedaan jumlah pupuk yang ditaburkan dengan jumlah kebutuhan pupuk sesuai jumlah inventaris pokok.
§Inventaris pokok tidak update pada areal terserang    ganoderma atau pada kerapatan pokok sudah rendah

2.Pembayaran premi panen yang tidak sesuai (Terutama pada family kap)
§Pencatatan hasil panen yang tidak sesuai
§Pencatatan hasil panen yang tidak sesuai oleh krani panen/produksi dan petugas lapangan (Mandor panen & petugas pencatat hasil)

3. Pelaksanaan Panen kontanan


Bagian Pengolahan PKS

1.Penerimaan TBS di loading ramp PKS agar menjadi perhatian:


§Waktu penerimaan TBS, agar tidak melewati jam 18.00
§Penimbangan TBS
§Pelaksanaan sortasi TBS mempedomani kriteria yang di tentukan, sehingga TBS yang di terima sesuai kriteria.§Cek petugas pelaksananya§Kelengkapan/peralatan yang dibawa§Cara pelaksanaan sortasi (sehingga sudah diyakini pelaksanaan sortasi sesuai ketentuan).


2.Perhatikan pelaksanan penimbangan TBS

§Alat timbangan : memenuhi persyaratan dari instansi yang berwenang.§ §Pelaksanaan penimbangan agar transparansi.oAda struk hasil penimbangan.oPenimbangan dapat disaksikan oleh pemasok (Petugas/supir). §Memperhatikan penimbangan pada saat masih memuat TBS dan penimbangan (kosong), agar  tidak ada upaya penambahan /pengurangan.




3.Pelaksanaan pencucian tangki timbun, apakah telah rutin dilaksanakan sesuai ketentuan

4.Kelengkapan sertifikat yang harus dimiliki oleh operator  (Hosting crane, rebusan, ketel uap dll)

5.Penanganan limbah (padat/cair) apakah sudah sesuai ketentuan.

6.Pemeriksaan persedian produksi (CPO dan Kernel) agar jadi perhatian terutama tangki timbun, mencakup kuantitas dan kualitas CPO.



Hal diatas adalah beberapa temuan kasus di PTPN yang saya pelajari dari pelatihan internal auditor di LPP.  Dan ada kemungkinan kasus2 lain banyak yang akan dapat terjadi di perkebunan negeri atau pun perkebunan swasta.













1 komentar:

  1. Sayajuga mengalami, mainan anak yg harus di pegang baru bisa bunyi ,jam 2.30 pagi saat saya berdua sama anak saya di kamar yg umur 1 tahun, di ruang tengah mainan itu bunyi akhirnya saya memutuskan untuk telp suami pakai speaker dan memintanya pulang. Dan tiba tiba mainan itu mati sendiri setelah saya bilang ke suami by telp kalau. Mainan tersebut bunyi sendiri. Sumpah horror banget

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About